Kian Ekstrim, Banyak Mobil Dinas Terjabak di Sungai, Diselimuti Aroma Mistis, Bahu Membahu Terjang Sungai Berarus Deras
Entah harus dimulai dari mana. Perjalanan safari ramadhan di Desa Mongiilo Utara Kecamatan Bulango Ulu kembali menorehkan banyak cerita. Full ketegangan. Apalagi kalau bukan medan yang sulit di jajal.
Catatan Humas dan Kominfo
Perjalanan safari ramadhan tahun 2014 kali ini lebih semarak. Seluruh SKPD kompak silaturahmi dengan masyarakat di desa yang masuk dalam agenda safari ramadhan. Begitu pun halnya kali ini, menuju Desa Mongiilo Utara, tim Pemda Bone Bolango tampil full tim.
Perjalan safari ramadhan luar biasa extreme betapa tidak kondisi jalan rusak, berbatuan ditambah dengan hujan gerimis membuat suasana kian mencekam. Sekitar pukul 15.00 rombongan humas dan kominfo bertolak. Tak lama berselang kira kira pukul 17.30 rombongan Bupati Bone Bolango tiba di lokasi pengresmian mesjid Birul Walidaini.
Mesjid disini terbilang memiliki nilai histori bagi Bupati. Dulu, Ibunda Bupati mengabdi sebagai guru di ujung utara Bone Bolango ini. "Mesjid Birulwalidaini, sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah SWT atas nikmat yang di terimanya selama ini dan untuk mengenang Ibunda yang pernah mengabdikan diri sebagai Guru SD di Desa Mongiilo Utara kecamatan Bulango Ulu,"ujar Bupati.
Selepas Magrib, Bupati mendapat laporan masih ada kendaraan yang gagal menyebrangi sungai yakni sungai karena terperangkap di tengah sungai. Akibatnya beberapa beberapa mobil rombangan yang lain pun tidak bisa menyebrang sehingga memaksa mereka harus berbuka dan sholat di atas jembatan gantung. Namun, hal ini bisa diatasi dengan bantuan mobil dinas PU akhirnya kedua mobil yang terperangkap di tengah sungai akhirnya bisa di tarik ke pinggir sungai. Lolos dari sungai rombongan pun bertolak ke lokasi selanjutnya, masih di Desa Mongiilo Utara untuk melaksanakan sholat isya dan dilanjutkan dengan sholat taraweh bersama.
Namun, ketika hendak bertolak kembali, masalah muncul lagi. Kini, kian banyak kendaraan yang terjebak disungai. Satu persatu kendaraan terjebak di sungai. Sehingga beberapa kendaraan pun harus digotong bersama. Melihat situasi ini, Bupati Hamim Pou pun harus bersama-sama menunggu semua kendaraan bisa 'lolos' dari sungai kemudian bertolak. Bupati Hamim Pou memantau dari jembatan gantung melihat mobil rombongan yang sedang menyebrang sungai sambil berkata hati-hati jangan sampai hanjut oleh air sungai yang begitu deras luapan semua sopir harus fokus dan bisa menyesuaikan kenderaanya dengan keadaan air yang semakin deras dan dalam. Malam semakin larut, hingga jelang tengah malam masih ada saja kendraan yang terjebak. Seluruh tim pun bahu membahu, mengangkat kendaraan satu persatu. Seru, disana banyak canda. Namun tiba-tiba semua terhenyak. Salah seorang sopir tiba-tiba lunglai. Tangannya masih memegang setir kendaraan, Namun matanya sudah sayu. Tiba-tiba pingsan, dan mulutnya mengeluarkan busa sambil mengeram. Kehebohan disungai itu pun sontak terhening. "Tolong, ada yang sekarat,"ujar salah seorang staf protokol. Evakuasi kendaraan pun dialihkan untuk menolong sang sopir. Jadi kisah yang tidak bisa dilupa.
Meski di bulan Ramadhan, nuansa mistik masih kental saat tim safari ramadhan mengunjugi Mongiilo Utara. Mungkin tidak masuk logika. Namun begitu kejadiannya. Di tengah sungai tiba-tiba salah seorang sopir linglung. Tangannya masih memegang setir, mulutnya tiba-tiba berbusa, sambil mengeluarkan suara erangan. Katannya, sungai ini menyimpan misteri. Bahkan, konon bagi masyarakat desa kendaraan berwarna merah tidak boleh menyebrang sungai itu.
Saat itu, waktu sudah menunjukan pukul 23.00 wita. Masih ada satu sungai lagi yang harus dilalui tim safari ramadhan. Beberapa kendaraan sudah bisa melewati dengan mulus. Bupati Hamim Pou pun masih stand bye memantau semua kendaraan. Meski kendaran Bupati sudah terlebih dahulu bisa menyebrang sungai yang berarus deras itu.
Kendaraan operasional di Dinas PU dan Badan Penanggulangan bencana yang berbodi besar harus siap siaga di lokasi. Menderek kendaraan dengan tali seadanya. Tim yang lain harus berjibaku dengan arus sungai, bersihkan batu-batu besar untuk membersihkan jalur kendaran. Iya, bukan hanya mesin kendraan yang mumpuni untuk menaklukan jalur Ke Desa Mongiilo Utara Kecamatan Bulango Ulu kemampuan dari pengendara pun dituntut punya pengalaman dan skil yang baik dan faktor X lainnya.
Dan ketika evakuasi kendaraan berlangsung, kejadian mistis itu dimulai. Tubuh 'mas' panggilan akrab salah seorang sopir di salah satu SKPD menjadi kaku. Staf protokol yang berada didekatnya pun sontak teriak minta bantuan.
Untungnya disungai berada dekat dengan pemukiman warga. Sopir itu pun dievakuasi ke rumahnya kepala desa di sana. Sebagai penaggulangan pertama, langsung diberikan merah di tubuhnya. Sang sopir pun beraksi."Tiba-tiba mas langsung sadar ketika diberikan bawang merah di tubuhnya,"ujar Upin salah seorang staf humas Kominfo.
Selanjutnya langsung dilarikan ke rumah sakit dengan menumpangi mobil BPBD. Di kendaran bak terbuka sang sopir didampingi Kakansatpol dan Rinto sopir plt sekda.
Dan ketika evakuasi kendaraan berlangsung, kejadian mistis itu dimulai. Tubuh 'mas' panggilan a krab salah seorang sopir di salah satu SKPD menjadi kaku. Staf protokol yang berada didekatnya pun sontak teriak minta bantuan. Untungnya di sungai berada dekat dengan pemukiman warga. Sopir itu pun dievakuasi ke rumahnya kepala desa di sana. Sebagai penaggulangan pertama, langsung diberikan bawang merah di tubuhnya. Sang sopir pun bereaksi."Tiba-tiba mas langsung sadar ketika diberikan bawang merah di tubuhnya,"ujar Upin salah seorang staf humas Kominfo. Selanjutnya langsung dilarikan ke rumah sakit dengan menumpangi mobil BPBD. Diperjalanan pun ada cerita menarik. Kendaraan yang membawa korban seakan tidak bisa dipacu laju. "Gasnya sudah full tapi mobil seakan berat untuk jalan,"kata sopir BPBD Bobi yang membawa korban. Hingga sampai diperbatasan di desa kopi. Kendaraan kemudian bisa berjalan normal lagi. Anehnya, korban yang tadinya tidak sadarkan diri langsung bugar. Semua langung bernafas lega. Bagaimana dengan rombongan yang tersisa? Seakan tidak habis masalah. Lolos dari sungai, rombongan tertahan di puncak bukit. Jalan S namanya. Disebut demikian, karena jalannya yang berkelok dan curam. Kali ini mobil plt Sekda yang entah kenapa tidak bisa lewat tanjakan tersebut. Padahal secara nalar dengan model kendaraan sangat mudah melewati tanjakan tersebut. Bahkan, ban mobilnya harus rusak karena dipaksa untuk bisa jalan. Waktu sudah kian larut. Butuh tenaga ekstra lagi untuk kendaraan bisa lolos. praktis tim safari ramadhan sampai dikediaman sekitar pukul 03.00 dini hari. Kapok untuk bertualang lagi. Semua tim serempak menjawab tidak. Iya, silaturahmi dengan warga Bone Bolango dimanapun. Baik di Pinogu, puncak Kamiri maupun dibulango Ulu merupak an suatu pegalaman luar biasa, sekaligus jadi bahan dalam mengambil kebijakan di daerah. Bahwa warga Bone Bolango dimanapun berada, tetap jadi perhatian nomor satu. (hms)
0 komentar:
Posting Komentar